Eks Lokalisasi Dolly Kembali Jadi Sorotan: Polisi Gerebek Kamar, Aktivis Sosial Soroti Akar Masalah dan Dampak Ekonomi !


Dtikinformasi.com,- Surabaya || Lokalisasi Dolly, yang telah lama ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya, kembali menjadi sorotan setelah adanya penggerebekan oleh Polrestabes Surabaya pada Sabtu, 15 November 2025, sekitar pukul 01.00 WIB. Penggerebekan ini dilakukan setelah adanya laporan masyarakat terkait dugaan praktik prostitusi di Putat Jaya Timur III B, wilayah yang masuk area eks Lokalisasi Dolly.
 
Penggerebekan di Putat Jaya Timur III B: Dua Perempuan dan Dua Pria Diamankan
 
Patroli gabungan yang dipimpin langsung Kasat Samapta Polrestabes Surabaya, AKBP Erika Purwana, berhasil mengamankan dua perempuan yang diduga bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) serta dua laki-laki yang diduga berperan sebagai mucikari. Mereka yakni LA dan DFA, serta HR dan DD.
 
AKBP Erika Purwana menegaskan bahwa tindakan ini merupakan komitmen Polrestabes Surabaya dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
 
"Setiap laporan warga kami respon dengan cepat. Tidak ada toleransi bagi pelanggaran aturan. Semua yang terbukti melanggar akan diproses sesuai hukum. Keamanan kota ini adalah prioritas kami," ujar Erika, Minggu (16/11/2025).
 
Aktivis Sosial Soroti Akar Masalah dan Dampak Ekonomi
 
Penggerebekan ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk aktivis sosial yang selama iniConcerned terhadap isu-isu terkait Dolly. Mereka menyoroti akar masalah yang menyebabkan praktik prostitusi kembali muncul di kawasan tersebut, serta dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.
 
"Penutupan Dolly memang memberikan dampak positif dalam memberantas prostitusi, namun tidak serta merta menghilangkan masalahnya. Banyak faktor yang perlu diperhatikan, seperti masalah ekonomi, sosial, dan pendidikan," ujar Ibu Ratna, aktivis sosial yangConcerned terhadap isu-isu perempuan.
 
Dampak Ekonomi: Masyarakat Dolly Kehilangan Mata Pencaharian
 
Penutupan Dolly pada tahun 2014 lalu memang memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Banyak warga yang kehilangan mata pencaharian dan kesulitan untuk mencari pekerjaan baru.
 
"Dulu, Dolly menjadi sumber penghasilan bagi banyak orang. Ada yang jualan makanan, minuman, rokok, bahkan ada yang jadi tukang parkir. Setelah Dolly ditutup, kami semua kehilangan pekerjaan," keluh Bapak Joko, mantan warga Dolly.
 
Pemerintah Kota Surabaya Berkomitmen untuk Terus Membangun Ekonomi Masyarakat Dolly
 
Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen untuk terus membangun ekonomi masyarakat Dolly melalui berbagai program pelatihan, pemberdayaan, dan bantuan modal usaha. Mereka juga berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.
 
"Kami tidak akan berhenti untuk membangun ekonomi masyarakat Dolly. Kami ingin agar masyarakat Dolly bisa mandiri dan sejahtera," ujar Bapak Arif, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya.
 
Pentingnya Pendekatan Holistik dalam Menangani Masalah Prostitusi
 
Kasus Dolly ini menunjukkan bahwa penanganan masalah prostitusi tidak bisa dilakukan secara parsial, namun harus dilakukan secara holistik dan melibatkan berbagai pihak. Selain penegakan hukum, juga perlu adanya upaya-upaya preventif, seperti peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan perubahan pola pikir masyarakat.
 
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum. Kita juga harus melakukan upaya-upaya preventif, seperti meningkatkan kualitas pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan perubahan pola pikir masyarakat," tegas Ibu Ratna.
 
Masyarakat Dolly Berharap Ada Solusi yang Terbaik
 
Masyarakat Dolly berharap agar pemerintah, aparat kepolisian, aktivis sosial, dan semua pihak terkait dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak. Mereka ingin agar Dolly bisa kembali menjadi kawasan yang aman, nyaman, dan sejahtera.
 
"Kami ingin agar Dolly bisa kembali menjadi kawasan yang aman, nyaman, dan sejahtera. Kami ingin agar anak-anak kami bisa tumbuh dan berkembang dengan baik," harap Bapak Joko.
 
Kasus Dolly ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang kompleksitas masalah sosial dan pentingnya mencari solusi yang berkelanjutan dan melibatkan semua pihak.

(Lis)
Baca Juga

dibaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama